Mengalahkan ketakutanku
Saat menanyakan kepada orang lain apa yang menjadi "ketakutan" atau lebih terkenal dengan sebutan *"fobia" (*untuk yang satu ini mohon dicek, apakah istilah benar atau tidak ya?) nya, tentu kalian akan mendapatkan jawaban-jawaban yang mengejutkan. Beberapa teman saya ada yang fobia hantu (*sangat banyak ditemukan...), fobia ketinggian, fobia serangga dan masih banyak lagi. Saat pertanyaan itu dikembalikan kepada saya, sebenarnya saya sendiri tidak yakin apakah ketakutan saya ini bisa disebut sebagai "fobia". Saya memiliki ketakutan yang besar saat menyeberang jalan terlebih lagi saat saya melakukannya dengan berjalan kaki. Saya tidak tau sejak kapan saya mengalami hal tersebut, yang jelas perasaan itu semakin menghantui sejak 5 tahun yang tepatnya Juli 2007 ketika saya "hampir" mengalami kecelakaan.
Sebenarnya ketakutan saya bukan sesuatu yang bisa dihindari, karena saya akan berhadapan dengan hal itu setiap hari. Mungkin memang benar apa yang orang-orang bilang, untuk melupakan sesuatu kita tidak lantas lari dari hal itu tapi cara terbaik yang layak dipilih adalah hadapi hal itu sehingga kamu tau cara melupakannya dan mengubah konsep berpikir tentang ketakutanmu. Ketakutan saya sudah berkurang dibandingkan dahulu waktu saya pertama kali berada di surabaya. Dulu saya akan menyebrang jalan ketika ada orang yang juga akan menyebrang atau saya akan menunggu jalan itu berada dalam keadaan benar-benar sepi (*sesuatu yang sedikit mustahil saat kamu berada di kota besar).
Ternyata memang tidak mudah untuk bisa mengurangi rasa takut itu, entah saya ini memang seorang paranoid berlebihan atau tidak. Selama saya berada di surabaya saya sudah 3 kali jatuh dari kendaraan bermotor yang pertama tepat di depan rumah bos saya (*ini hal yang paling memalukan), yang kedua di jalan kutisari, dan yang ketiga di jalan wonokromo tepat di depan DTC surabaya (*untuk yang 1 ini benar-benar menyisakan trauma sampai sekarang). Rasa takut dan kuatir itu selalu ada dipikiran saya, tetapi saya pun tidak pernah menyerah untuk mengalahkannya. Yang paling mengetahui bagaimana cara menghadapi ketakutan itu adalah dirimu sendiri, kamu tau apa yang menjadi kelebihan dan kelemahanmu. Saya mencoba meyakinkan diri saya sendiri bahwa selama saya mematuhi segala peraturan yang ada di jalan itu dapat membantu untuk mengurangi kemungkinan terburuk terjadinya kecelakaan. Saya percaya hidup itu ada di tangan Tuhan, jika memang saatnya tiba untuk kembali kepada Tuhan, semua akan terjadi indah pada waktu-Nya :)
Sebenarnya ketakutan saya bukan sesuatu yang bisa dihindari, karena saya akan berhadapan dengan hal itu setiap hari. Mungkin memang benar apa yang orang-orang bilang, untuk melupakan sesuatu kita tidak lantas lari dari hal itu tapi cara terbaik yang layak dipilih adalah hadapi hal itu sehingga kamu tau cara melupakannya dan mengubah konsep berpikir tentang ketakutanmu. Ketakutan saya sudah berkurang dibandingkan dahulu waktu saya pertama kali berada di surabaya. Dulu saya akan menyebrang jalan ketika ada orang yang juga akan menyebrang atau saya akan menunggu jalan itu berada dalam keadaan benar-benar sepi (*sesuatu yang sedikit mustahil saat kamu berada di kota besar).
Ternyata memang tidak mudah untuk bisa mengurangi rasa takut itu, entah saya ini memang seorang paranoid berlebihan atau tidak. Selama saya berada di surabaya saya sudah 3 kali jatuh dari kendaraan bermotor yang pertama tepat di depan rumah bos saya (*ini hal yang paling memalukan), yang kedua di jalan kutisari, dan yang ketiga di jalan wonokromo tepat di depan DTC surabaya (*untuk yang 1 ini benar-benar menyisakan trauma sampai sekarang). Rasa takut dan kuatir itu selalu ada dipikiran saya, tetapi saya pun tidak pernah menyerah untuk mengalahkannya. Yang paling mengetahui bagaimana cara menghadapi ketakutan itu adalah dirimu sendiri, kamu tau apa yang menjadi kelebihan dan kelemahanmu. Saya mencoba meyakinkan diri saya sendiri bahwa selama saya mematuhi segala peraturan yang ada di jalan itu dapat membantu untuk mengurangi kemungkinan terburuk terjadinya kecelakaan. Saya percaya hidup itu ada di tangan Tuhan, jika memang saatnya tiba untuk kembali kepada Tuhan, semua akan terjadi indah pada waktu-Nya :)
bebuah bemotor nduu..kkkkkk~ pina keseruduk lagi kya pas mau rapat ke petra 1...kkkk~
ReplyDelete